Rabu, 21 Desember 2011

Home » , , , , , » Apakah Kemilau Emas Mulai Meredup

Apakah Kemilau Emas Mulai Meredup

Krisis Eropa yang berkepanjangan, berdampak kepada merosotnya imbal hasil atau yield surat utang pemerintah AS dan memburuknya terhadap dolar yang kini menjadi lebih 'berkilau' dibandingkan kemilau emas. Para investor kini mulai 'mencairkan' emas mereka untuk aset-aset dolar. Harga emas yang sempat menembus rekor tertingginya di US$ 1.900 per-ounce selama bulan September, dimana tercatat sudah mulai merosot hingga 8% dalam 2 pekan terakhir. Penurunan yang terbesar hingga seperempatnya terjadi pada hari Senin (20/9/2011) kemarin.

Dalam beberapa bulan terakhir, dimana emas telah dipandang sebagai salah satu sarana investasi yang paling solid dan aman, terutama ketika negara-negara maju harus menghadapi perlambatan ekonomi serta tingginya hutang sehingga harus mendapatkan kucuran likuiditas, berbarengan dengan melemahnya mata uang mereka.Selain itu, kebijakan stimulus fiskal dan moneter yang masif dikhawatirkan dapat memicu inflasi sehingga mendorong kenaikan harga emas.

Namun kekhawatiran terjadinya gagal bayar Yunani yang bisa menyeret negara Eropa lainnya, yang selanjutnya dapat memicu kerugian sistem perbankan Eropa membuat para investor mulai berpaling kedolar AS yang dinilai lebih aman. "Orang-orang mulai bergerak lurus untuk menarik tunai ketimbang mencari alternatif aset-aset yang aman seperti emas," ujar David Meger, direktur perdagangan logam Vision Financial Markets. Sejumlah manajer keuangan juga menyampaikan pandangan kehati-hatiannya sendiri.

"Saya telah menarik tanduk saya sedikit, dan bertahan mendekati zona netral. Hal-hal yang terdapat dibelakang pikiran saya adalah situasi di Eropa," ujar Gregory Whiteley, yang mengelola portofolio surat utang pemerintah di Dobleline Capital dengan aset US$ 16 miliar. Berbeda dengan Vice Chairman Loomis Sayles, Dan Fuss yang mengelola aset asing hingga US$ 160 miliar mengatakan, perusahaannya meberusaha meningkatkan eksposure aset-aset dolar AS selama musim panas karena tidak meredanya masalah yang terjadi di Eropa dan perekonomian AS yang mulai tumbuh. Fuss mengatakan, eksposure dolar Loomis telah meningkat dari 60% menjadi 70%, sementara eksposure non-dolar turun dari 40% menjadi 30%.

"Kami meningkatkan eksposure pada aset-aset dalam dolar AS juga dikarenakan dunia sedikit menakutkan. Ada pergerakan taktis jangka pendek. Itu menyatakan, AS masih sangat jauh sebagai tempat berhutang terbaik yang didunia," ujarnya. Sedangkan John Taylor, chief executive officer FX Concept yang mengelola dana hingga US$ 8 miliar mengatakan, dia masih memegang posisi jangka panjang untuk dolar AS. Taylor yang tahun lalu memrediksi AS bisa memasuki resesi lain ditahun 2011 juga mengatakan, dia masih meyakini 'bearish' untuk saham-saham AS.

Beberapa analis mengatakan, penurunan emas mungkin sebuah tanda, para investor yang telah masuk sejak awal mulai mengambil untung.

Seperti yang telah diketahui, emas memasuki awal tahun ini dibuka pada harga US$ 1.400 per-ounce dan secara bertahap naik hingga menembus US$ 1.920 per-ounce pada awal bulan ini. Namun secara perlahan, harga emas kini mulai surut. "Emas telah kehilangan sedikit kilaunya, akan tetapi emas adalah satu dari beberapa aset yang telah mencetak keuntungan jangka pendek untuk setiap orang belakangan ini," ujar Greg Salvaggio, vice president Tempus Consulting.

Sementara Adnan A, kepala forex Fischer Trancis Trees & Watt Faktanya, emas mungkin termasuk beberapa aset yang bisa dijual para investor untuk menutup kerugian pada saham-saham dan aset berisiko lainnya yang ia miliki.

Setelah kolapsnya Lehman Brothers pada pertengahan September 2008, ia mengatakan emas pada awalnya naik hingga 15% karena investor mencari tempat yang aman. Hingga pada akhir Oktober 2008, emas justru turun 20% karena investor harus memenuhi margin calls atau perdagangan yang berisiko. "Anda mendapat kegugupan, pergerakan yang bergejolak seperti yang kita lihat sekarang dan orang-orang harus menjual apa yang mereka miliki," ujarnya.

Mekanisme yang sama cenderung untuk mendorong dolar AS pada waktu yang penuh tekanan karena investor yang membeli pada tingkat suku bunga terendah untuk membeli aset-aset yang imbal hasilnya lebih tinggi, harus buru-buru membeli kembali ketika aset-aset itu mulai turun nilainya. Para pialang memperkirakan emas bisa rebound jika menembus US4 1.700 per-ounce karena para pembeli mencari posisi untuk gain kedepannya. Dimana harga emas terakhir berada pada kisaran US$ 1.778,49 per-ounce. Sementara harga logam mulia dari Antam adalah Rp 572.000 per-gram.
Share this article :

Posting Komentar

Copyright © 2011. idwacana: Apakah Kemilau Emas Mulai Meredup . All Rights Reserved
Template Design by Herdiansyah Hamzah - Creating Website - Published Borneo Templates
Themes modify By Idnusntara. Script by SimplexDesign - Powered By Blogger